Cerpen "Benciku adalah Cintaku"

BENCIKU ADALAH CINTAKU

Disebuah SMA, yaitu di SMAN 78 Jakarta ada salah seorang siswi yang bernama Ika yang lebih dikenal dengan panggilan Ika yang telah duduk di kels XII. Ika memiliki 2 sahabat cewek yang bernama Marsawani yang sering dipanggil dengan panggilan Masrah, dan Nudya Auziana yang juga sering dipanggil dengan panggilan Nudya. Mereka bertiga jika bertemu, sangat kelihatan akrab dan kompak. Maklum, mereka sudah berteman sejak kelas VII SMP. Ika sangat membenci salah seorang teman laki-lakinya yang bernama Rendy. Nama lengkapnya Rendy Septino Aji. Setiap kali bertemu, hanya ada pertengkaran diantara Ika dan Rendy. Ika yang begitu sangat sensitif dengan Rendy, selalu saja mengejek Rendy dengan sebutan “Sok Cengir” yang artinya, sok cakep, ganteng, dan pintar. Memang sih, Rendy juga termasuk siswa yang berprestasi dalam menyampaikan pendapat, itulah salah satu yang dibenci oleh Ika.
Suatu hari, pada pelajaran Biologi semua siswa di tugaskan mencari satwa-satwa yang hampir punah di hutan Gregek dan flora-flora yang unik. Di hutan itu, Ibu Renitha membagi kelompok menjadi 2 orang setiap kelompok. Kelompok pertama, Arina dan Elo. Kelompok kedua, Gracia dan Beno. Kelompok tiga, Rio dan Vanneza. Kelompok empat, Masrah dan Nudya. Sejak mendengar jika sahabat-sahabat Ika sekelompok berdua, Ika terus saja berdoa agar dia tidak dikelompokkan dengan Rendy. Selanjutnya, adalah pengumuman kelompok lima. Ibu Renitha pun segera menyebutkan nama anggota kelompok tersebut.
“Kelompok lima adalah Ika dan Rendy.” Kata Ibu Renhita
“Apa? Gue sekolompok dengan Rendy? Aku nggak mau Bu. Please!” mohon Ika
“Ika, semua anggota kelompok sudah Ibu atur, dan perasaan kalau ibu pikir-pikir, lebih baik kamu sekolompok dengan Rendy, karena Rendy pintar dalam berbicara. Mau?” kata Ibu Renatha
“Tapi, bu......?? emangnya nggak ada teman yang lain selain si sok cengir ini?” Tanya Ika
“Ika, Rendy itu berprestasi. Jadi, lebih baik kamu berteman dengan Rendy.” Jawab Ibu Renitha
“Hmm, kayaknya kamu nggak suka yah, jika kita satu kelompok? Dan kamu pikir aku suka sekolompok sama kamu?” tegas Rendy menatap mata Ika dengan tatapan yang sangat dekat
Ika hanya terdiam sejenak mendengar kata-kata Rendy padanya. Dan kemudian, Ika membalasnya dengan tatapan yang sama.
“Heh, sampai kapanpun aku akan tetap benci sama kamu. Ngerti?” Lanjut Ika
“sampai kapan kamu bisa bertahan seperti itu? Dan, pasti suatu saat nanti kamu akan mencari dan mengejar-ngejar aku, kan?” Sahut Rendy
Disuatu tempat yang jalannya sempit dan disetiap tepi jalanan itu ada jurang. Kaki Ika terpeleset, dan hanya Rendy lah yang bisa menolong Ika saat itu.
“Aaaaah,, Rendy tolongin aku!” Teriak Ika
“Eh,, iya iya. Makanya hati-hati, jangan kebanyakan cengar-cengirnya.” Kata Rendy
“Enak aja, ini tuh aku juga terpaksa banget minta tolong dengan kamu, soalnya sudah tidak ada teman yang lain.” Jawab Ika
“Ih, syukur-syukur yah kalau gue nolongin lo.” Kata Rendy
Ika pun terdiam dan merasa bersalah dengan Rendy, tetapi Ika selalu berbohong kepada dirinya sendiri untuk tidak memuji Rendy.
Dipertengahan hutan, Ika merasa kehausan, padahal ditengah hutan tidak ada teman yang lain selain Rendy.
“Aduh, aku haus banget. Apalagi, bekalan air minumku udah error.” Kata Ika sembari meminta air minum dari Rendy
“Hm, nih. Minum aja air minumku.” Kata Rendy
“Trus, kamu. Kamu memangnya nggak haus yah? Mendingan kamu simpan saja buat bekal kamu nanti.” Kata Ika
“Nggak apa-apa. Mumpung aku lagi baik nih. Kalau nanti benciku kambuh lagi, gimana coba?” ancam Rendy
“Yah udah, kalau kamu pinginnya gitu. Sini gue minum (sambil merampas air yang dipegang oleh Rendy).” Kata Ika
Setelah penelitian selesai, semua siswa kembali melanjutkan aktivitas sekolah seperti biasanya. Begitupun Ika, Masrah dan Nudya yang tetap kompak bersama. Dibalik semua itu, sikap Rendy sekarang telah berubah pada Ika.
Rendy selalu saja mendekati Ika. Entah, apakah Rendy hanya ingin membuat Ika GR atau hal lain yang serupa.
“Hm. (sambil duduk disamping Ika).” Ucap Rendy
“Hm too. Ada apa loh sok cengir?” ejek Ika
“Nggak ada apa-apa. Emang salah kalau kita baikan? Nggak enak kan jika kita saling benci-bencian.” Jawab Rendy
“Jadi, maunya kamu kalau kita baikan? Gitu?” Tanya Ika                              
“Yo’i.” Jawab Rendy dengan singkatnya
“Emangnya lo kesambet setan apa sih? Ko’ lo tiba-tiba aja mau baikan sama gue?” Tanya Ika keheranan
“Karena......”Kata Rendy yang membuat Ika menjadi penasaran
“Karena apa? Karena kamu mau buat aku GR gitu?” Tanya Ika
“Karena aku sayang sama kamu (dengan suara berbisik).” Kata Rendy terus terang
“Nah, mulai lagi yah ngebuat aku jadi GR melulu. Lho pikir gue akan terpengaruh begitu saja?”Tanya Ika
“Nggak, aku serius. Aku mohon kamu bisa mengerti. Ok?” Kata Rendy
Hati Ika terasa berbeda dengan yang sebelumnya. Biasanya, Ika hanya berpikiran kalau semua itu hanya canda. Namun, kali ini hati Ika bagaikan keliru dalam memilih, apakah Rendy itu serius ataukan cuman mempermainkan Ika saja.
Malam minggu telah tiba, dering telepon genggam Ika kemudian terdengar. Ternyata, ada panggilan masuk dari nomor baru tanpa nama. Ternyata itu adalah Rendy.
Ika langsung mengangkat telepon itu. Dan, ketika penelpon itu menyebutkan namanya yaitu bahwa kalau dia itu sebenarnya adalah Rendy, Ika langsung heran seketika dan berpikir kalau dimana Rendy mendapat nomor handphonenya.
“Hey, lama banget ngangkatnya. Ini gue, Rendy. Trus, gimana dengan jawaban lho dengan pertanyaan gue yang di taman sekolah tadi? Mohon dijawab yah,,,??” Tanya Rendy seolah meminta jawaban
“Em, sebelum aku menjawab. Aku mau nanya, kalau kamu itu beneran serius atau Cuma mainin aku, soalnya kita tahu sendiri kan kalau kita berdua musuhan.” Kata Ika
“Emang sih kalau kita musuhan, namun emang salah jika seorang musuh menyimpan rasa kepada musuhnya sendiri?” Tanya Rendy
“Nggak.” Jawab Ika dengan singkat
“Jadi, kamu mau kan jadi pacar aku?” Tanya Rendy
“Iya.” Jawab Ika dengan sepenuh hati
“Yang bener?” Tanya Rendy kembali
“Iya.” Jawab Ika
“Yes,, yes yes.... hehehehehy   yyyeee. Uhuyyyy,,,, yes yes yes. Thank’s.” Ucap Rendy dengan bahagia
“Ih, apaan sih. Baru aja gitu.” Kata Ika
“Thank’s my darling.” Jawab Rendy
“hm, Mulai deh.” Kata Ika
Setelah mereka jadian, Ika terpikir dengan teman-temannya yang cuman taunya kalau Ika dan Rendy itu musuhan dan tidak mungkin berpacaran. Dan kemudian, Ika kembali menelpon Rendy mengenai hal itu.
“Rend,” kata Ika
“Ada apa sayang?” Tanya Rendy
“Setelah kita jadian sekarang, aku pengen kalau kita nggak usah kasi tau keteman-teman kita mengenai hubungan kita. Please.” Kata Ika
“Trus, kalau mereka nanya? Gimana?” tanya Rendy
“Yah, tinggal bilang aja kalau kita tetap bermusuhan. Ok?” Jawab Ika
“OK.” Kata Rendy
Setiap kesekolah, Rendy dan Ika selalu semobil. Mereka selalu bersama kesekolah. Namun, untuk menghindari kecurigaan sahabat-sahabat mereka. Ika harus turun dari mobil Rendy pas di depan pintu gerbang sekolah. Sebenarnya, Rendy nggak mau lihat Ika jalan sendiri masuk kesekolah, sedangkan dirinya naik mobil. Namun, setiap kali Ika keluar dari mobil Rendy, Rendy terus saja berkata: “Jangan berpikiran yang aneh yah tentang aku jika aku naik mobil sedangkan kamu jalan kaki masuk ke sekolah.”. Lalu, Ika kemudian menjawab:”Nggak akan mungkin, karena kita kan sudah setuju bersama. Apa lagi yang mau dikhawatirkan. Dan, yang penting semua sahabat-sahabat kita nggak jadi curigaan sama kita. Ok?”
Suatu saat, Rendy membawa Ika kerumahnya. Disana Ika langsung diperkenalkan dengan orang tua Rendy. Orang tua Rendy kelihatan setuju-setuju saja dengan hubungan mereka, namun orang tua Rendy selalu berpesan agar jangan melewati hubungan seorang saudara. Mereka berdua pun mengikuti apa kemauan orang tua Rendy.
Selanjutnya, giliran Ika lah yang membawa Rendy kerumahnya untuk diperkenalkan juga kepada orang tua Ika. Harapan Ika, agar orang tuanya sepikiran dengan orang tua Rendy yang baik hati.
Namun, semua itu diluar dugaan ketika Rendy menyebutkan nama ayah dan ibunya yang dianggap musuh oleh ayah Ika. Ika sungguh tak menyangka hal ini akan terjadi. Dan, akhirnya ayah Ika melarang Ika berhubungan dengan Rendy.
“Keluar kamu. Kamu dan orang tua kamu pasti sama saja. Sama-sama mau menghancurkan rumah tangga saya.” Kata ayah Ika
“Ayah apa-apaan sih? Ayah ko’ jadi gini? Memangnya ada apa dengan orang tua Rendy Yah?” Tanya Ika
“Ika, diam kamu. Ayahnya dia sudah membuat jabatan ayah hilang dari kepanitiaan.” Jawab ayah Ika dengan marahnya
“Tapi, apa salahnya dengan Rendy ayah? Rendy nggak tau apa-apa!” kata Ika sambil menangis didepan ayahnya
“Buat apa kamu tangisin dia? Kamu pikir ayah setuju apa, dengan hubungan kalian berdua?” tanya  ayah Ika
“Tapi aku sayang sama dia ayah.” Jawab Ika
“Kurang ngajar kamu (menampar pipi Ika).” Kata ayah Ika
“Om, jangan lakuin itu om. Semua ini salah aku. Dan, om itu marahnya sama aku, bukan sama Ika. Jadi, kalau om mau nampar aku, silahkan. Tampar saja aku. Tapi, aku mohon om, jangan sakiti Ika.” Jawab Rendy
“Kalian sama saja. (sambil menampar Rendy).” Kata ayah Ika
“Sudah yah, ayah jangan sekejam itu.” Pintah Ibu Ika
“Ibu......” Jerit Ika
“Iya sayang, mendingan kamu ikutin saja apa maunya ayah kamu.” Usul Ibu Ika padanya karena kasih sayangnya kepada Ika
“Apa bu? Kalau begitu Ibu sama saja sama ayah. Nggak mau ngeliat anaknya senang.” Jawab Ika
“Semua ini gara-gara kamu (sambil menunjuk Rendy). Sekarang, kamu pergi dari rumah ini dan jangan lagi kamu menampakkan diri didepan saya. Ngerti kamu?” Kata ayah Ika yang sedang mengancam Rendy
“Rendy.... jangan pergi Rend...... tunggu aku, aku akan ikut sama kamu.” Kata Ika
“Masuk kamu, Ika. Dasar kamu anak yang tidak tau diuntung. Sekarang kamu masuk kamar. Masuk. Masuk ayah bilang. (sambil menyeret Ika)” kata ayah Ika
“Rendy,,,,, tunggu akuuuuu.... Ayah jahat.” Kata Ika
Di kamar, Ika sendirian. Apalagi, sekarang Ika tidak bisa dan tidak boleh keluar. Sebab, pintu kamar Ika dikunci oleh ayahnya.
Ika langsung menelpon Rendy.
“Rend, bawa aku kabur dari rumah aku. Aku udah nggak tahan sendirian tanpa ada kamu disini.” Jerit Ika dengan tangisan yang berarti
“Iya sayang, sebenarnya aku mau banget nolongin kamu, tapi aku harus berbuat apa? Apalagi ayah kamu benci banget sama aku dan orang tua aku hanya gara-gara bisnis.” Kata Rendy pada Ika
“Sekarang, aku mau kabur lewat jendela. Aku mohon, kamu tungguin aku di depan rumah yah sayang?” Tanya Ika
“Mendingan sekarang kamu temuin aku di seberang jalan, kebetulan aku masih ada disini.” Kata Rendy
“Iya, tungguin aku sayang.” Kata Ika
Merekapun bersama di tempat yang sunyi dan sama-sama berpikir, bagaimana caranya agar mereka bisa bersama kembali.
Mereka duduk bersama diatas mobil Rendy yang berwarna merah. Kemudian, Ika menyanyikan sebuah lagu.
Hilang semua janji
Semua mimpi-mimpi indah
Hancur hati ini, melihat semua ini
Lenyap telah lenyap
Kebahagiaan dihati
Ku hanya bisa menangisi semua ini
Hancur hati ini melihat kau telah pergi
Kemudian, Rendy melanjutkan lagu yang dinyanyikan oleh ika.
Langit menjadi gelap berkelabu
Menyelimuti hatiku
Mengubah seluruh hidupku
Lalu, mereka berduapun sama-sama bernyanyi meratapi apa yang mereka rasakan sekarang ini pada dirinya.
Mengapa semua, jadi begini
Perpisahan yang terjadi
Diantara kita berdua
Ku akan menanti sebuah keajaiban
Yang membuat kita bisa bersama kembali
Setelah mereka menyanyikan lagu itu, mereka sama-sama tertidur. Tepat pukul 02.00, Ika terbangun dan kemudian Ia langsung menyuruh Rendy agar dirinya diantar pulang kerumahnya agar ayahnya tidak mengetahui di pagi hari jika Ika sedang tidak ada di rumah, dan sedang bersama dengan Rendy.
Dipagi hari, Ika diantar naik mobil oleh sopir pribadinya. Namun, di tengah jalan, Ika minta turun. Ika meminta turun dari mobil oleh sopir pribadinya sebab Ia ingin berangkat ke sekolah bersama dengan Rendy dan dengan menaiki mobil mewah Rendy. Semalam, mereka berjanjian untuk bertemu di depan kios duren. Akhirnya mereka bersama. Dan kemudian, tidak lupa pula Ika menyampaikan pesan kepada sopirnya itu, agar Ia tidak buka mulut  mengenai berangkatnya Ika dengan Rendy ke sekolah kepada ayahnya. Akhirnya, sopirnya menurut, karena sopirnya sayang sama Ika sebab Ika sudah dianggap sebagai anaknya sendiri.
“Eh,. Kamu yakin, kalau pak Sumardi tidak buka mulut pada ayah kamu?” Tanya Rendy
“Ya iya lah. Pak sumardi itu sudah aku anggap sebagai ayahku sendiri.” Jawab Ika
Tiba-tiba, saat Ika turun di depan gerbang sekolah, Ika ketahuan berangkat dengan Rendy oleh Masrah dengan Nudya. Mulai saat itu, mereka berdua curiga dengan Ika dan Rendy. Bukan hanya Masrah dan Nudya yang curiga dengan Ika dan Rendy. Akan tetapi, begitupun juga dengan kedua sahabat Rendy yaitu Gilang dan Bayu.
Di lapangan sekolah, Rendy ditanya oleh Gilang dan Bayu bahwa:
“Sob, ada hubungan apa lo dengan si cewek manja itu? Bukannya kalian itu bermusuhan? Ko’ aku lihat tadi kalau kalian berdua sama-sama berangkat ke sekolah.” Tanya Gilang pada Rendy dengan keheranan
Kemudian, Ika tidak sengaja lewat di samping Rendy dan dengan sengaja mendengar pembicaraan mereka.
“Ika maksud loh? Ah, nggak ko’, mana mungkin gue suka sama dia? Apalagi jika sampai-sampai aku pacaran sama dia? Dan jika aku pacaran sama dia dengan sembunyi-sembunyi dari kalian, aku Cuma mainin hati dia saja. Dia kan cuma cewek yang gampang dibodohin dan dibohongin. Sampai kapanpun aku nggak akan pernah sayang sama dia, malaupun semua itu dalam terpaksa. (kata Rendy hanya ingin meyakinkan teman-temannya agar Ia tidak curiga dengan hubungan mereka berdua, padahal, Rendy sangat sayang sama Ika.).” jawab Rendy
Ika menangis, dengan mendengar kata-kata yang dikatakan oleh Rendy. Karena dia pikir Rendy serius dengan kata-katanya. Ika pun lalu lari ke seberang jalan sambil menangis.
“Rendy, kamu jahat!!” Kata Ika
“Ika, tunggu aku. Semua itu cuman bohong.” Jawab Rendy
“Aku sudah nggak percaya lagi sama kamu.” Kata Ika
“Tapi kan kita sudah berjanji kalau kita tidak akan mengatakan ini semua kepada sahabat-sahabat kita. Apa kamu lupa?” Tanya Rendy
“Aku nggak lupa. Aku pun selalu ingat semua itu. Bahkan aku sembunyikan semua itu kepada sahabat-sahabat kita.” Jawab Ika
“Trus, mengapa kamu ngambek kayak gini? Aku nggak ngerti sama kamu.” Kata Rendy
“Tapi, nggak gini juga caranya Rendy.” Tangis Ika
Dengan kata-kata mereka berdua, teman-teman mereka merasa bingung dengan apa yang terjadi dengan Rendy dan Ika.
Setelah Ika mau menyeberang, Ika mengancam Rendy dengan bunuh diri. Rendy terus saja menahan Ika untuk melakukan itu semua. Akan tetapi, Ika terus saja nekat dengan kata-kata yang baru saja dikeluarkannya.
“Selangkah lagi kamu mendekat, aku akan menabrakkan diri aku ke kendaraan yang lewat.” Ancam Ika pada Rendy
“Ika, jangan lakuin itu, aku sayang banget sama kamu. Aku serasa nggak bisa hidup tanpa kamu. Kamu harus tau itu.” Kata Rendy
“Kamu pembohong. Semua yang kamu katakan padaku itu semuanya bohong. Semula, aku percaya sama kamu. Dan aku terima permintaan kamu kepada aku untuk menjadi pacar kamu, ternyata dibalik semua itu kamu sia-siakan semua ini. Aku kecewa sama kamu.” Kata Ika dengan muka kecewa dan berlinang air mata dipipinya.
Kemudian, dua buah mobil yang melaju dari arah yang berlawanan. Salah satu mobil itu melaju ke arah tempat berdirinya Ika. Kpiiiiiiiik kpiiiiiiip... suara klakson mobil berbunyi.
“Ika...... awas!” teriak Rendy
Kemudian, Rendy dengan buru-buru untuk langsung menyelamatkan Ika. Tetapi, mobil yang melaju di lawan arah menyambar Ika, dan mobil yang semula ingin menabrak Ika kemudian menabrak Rendy yang berniat untuk menyelamatkan Ika, namun mereka berdua terkena musibah. Mereka terkapar di jalan raya dengan posisi terlentang dan dengan style Ika berada dipelukan Rendy.
Mereka berdua langsung dilarikan ke rumah sakit. Untungnya ada sahabat-sahabat mereka yang mendampingi, jadinya merekalah yang menghubungi kedua orang tua Rendy dan Ika.
Saat di rumah sakit, Ika mengalami koma, sebab Ika mengalami pendarahan yang cukup berat pada luka-lukanya. Sayangnya lagi, Ika memiliki golongan darah O yang artinya hanya golongan darah yang sama lah atau sesama golongan darah O lah yang hanya bisa mendonorkan darahnya. Ibu Ika memiliki golongan darah A sedangkan ayahnya memiliki golongan darah O namun, ayahnya tidak bisa mendonorkan darahnya sebab Ia memiliki berbagai macam penyakit, diantaranya adalah penyakit mag. Nah, penyakit mag itu adalah salah satu penghambat seseorang untuk bisa mendonorkan darahnya. Jadi, Ika tidak bisa mendapat donor darah dari ayahnya. Disamping itu, PMI juga kehabisan cadangan golongan darah O. Sebab, sejak saat ini banyak yang membutuhkan golongan darah tersebut.
Setelah Rendy sadar, Rendy hanya langsung menanyakan keadaan Ika. Ketika Rendy mengetahui bahwa Ika kekurangan darah, Rendy langsung berbicara langsung kepada dokter yang menanganinya bahwa Ia juga memiliki golongan darah O dan ingin mendonorkannya kepada Ika seberapapun banyaknya agar Ika bisa sehat kembali.
Setelah didonorkan darah dari Rendy, Ika pun siuman dan terlepas dari fase koma. Rendy sangat bersyukur akan siumannya Ika.
Setelah ayah Ika mengetahui bahwa yang menyelamatkan nyawa anaknya itu adalah Rendy, hati ayah Ika langsung tersentuh dari pengorbanan Rendy kepada Ika. Ia telah mengetahui bahwa bagaimana jalinan kasih sayang antara Rendy dan putrinya itu.
Dengan kejadian itu ayah Ika pun merestui hubungan antara Rendy dengan putrinya. Karena Ia telah dibukakan pintu hatinya oleh yang Kuasa.
Setelah mereka telah sehat, mereka masih terbaring di ranjang rumah sakit karena kesehatannya masih dipertimbangkan oleh para dokter. Setelah membuka matanya, Ika dan Rendy langsung melihat kearah sahabat karibnya yang sudah berdiri dengan berpasang-pasangan dan pasangannya adalah sahabat dari kekasihnya. Yaitu, Masrah berpasangan dengan Gilang sedangkan Nudya berpasangan dengan Bayu.
Akhirnya, mereka semua bersatu dalam satu ikatan “Cinta” tak ada benci yang semula terajut. Dan semuanya menjadi sebuah harapan kebahagiaan.
“Dalam tubuhku telah mengalir darahmu, darahku , darah kita bersama.” Kata Ika dan Rendy secara bersamaan
“I LOVE YOU FOREVER, AND IN MY OPINION YOU IS THE BEST FOR ME AND FOR MY LIFE.” Kata mereka kembali dengan bersamaan
Artinya, mereka dipersatukan oleh darah yang mengalir dari tubuh kekasihnya sendiri. Dan, maknanya adalah tidak ada yang dapat memisahkan mereka sebelum mereka bisa memisahkan darahnya dengan darah kekasihnya yang telah mengalir ditubuhnya.


0 komentar: